Gaza
, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km
persegi. Berada di Palestin Selatan, “potongan” itu “tersepit” di antara
tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan lautan
Mediteranean, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Sudah
lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Sudah banyak cara yang
mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Israel membuat pelbagai
sekatan supaya rakyat Gaza kesulitan memperolehi bahan makanan,
ubat-ubatan, dan senjata, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun,
penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan
Zionis semakin menguat.Namun, sekali lagi, negara yang tergolong
memiliki militer terkuat di dunia ini tidak mampu menguasai Gaza.
Dunia juga menyaksikan bagaimana kapal-kapal bantuan dari negara lain dihalang dari memasuki Gaza.
Umat Islam yang peka risau tetapi negara-negara kuasa veto buat tak
tahu malah bersengkokol dengan Israel . Pemimpin-pemimpin negara Islam
juga seperti malu-malu alah dengan Amerika kecuali dua Perdana Menteri
yang lantang menyelar Israel dan Amerika iaitu Mahmoud Ahmadinejad, PM Iran dan yang terkini PM Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Di
atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau,
serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para
mujahidin Palestin, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang
didukung kereta kebalMerkava
yang dikenali terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur
canggih F-16, helikopter tempur Apache, serta ribuan tan “bom canggih”
buatan Amerika Syarikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para Mujahidin mampu membuat “kaum pengganas” itu tidak dapat menguasai Gaza , walau mereka hanya dengan berbekalkan senjata-senjata “kuno”.
Itulah
pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para
pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain”
yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para
syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran,
telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para wartawan, bahkan
disiarkan para khatib Palestin di khutbah-khutbah Jumat mereka.
Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestin. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestin. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu
hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah
yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di
jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh
anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah seorang
anak lelaki disoal siasat mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat
disoal siasat, sebagaimana ditulis laman Filisthin Al Aan (25/1/2009),
mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, lelaki itu menjawab dengan
jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan
tetapi tentera Israel itu malah marah dan memukulnya hingga pemuda
malang itu pengsan.
Selama
tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, lelaki itu menjawab bahwa
para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentera itu naik
pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu
berseragam putih!”
Cerita
lain yang disampaikan penduduk Palestin di laman milik Brigade Izzuddin
al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain”
yang tidak dikenali. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok
pasukan Israel . Pemandunya ditanya apakah dia berasal dari kelompok
Hamas atau Fatah? Pemandu malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok
mana-mana. Saya cuma pemandu ambulan.”
Akan
tetapi tentera Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian
putih-putih dibelakangmu tadi, dari pasukan mana?” Si pemandu pun
kebingungan, kerana ia tidak melihat seorangpun yang berada di
belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawapan satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada
lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib
masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah
ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr
Aburrahman Al Jamal di laman Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi
Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Khatib
bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah periuk api yang telah
disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya
telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter
menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan
menuju jalan tempat saya menanam periuk api” kata pejuang tadi.
Akhirnya,
sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira periuk
api itu tidak akan bekerja seoptimanya. Maklum, jumlah musuh amat ramai.
Akan
tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar
suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di
tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang
sebanyak tiga kali.
“Saya
mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu
kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang
pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang
khatib.
Akhirnya
sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah
kereta kebal melewati periuk api yang tertanam, sesuatu yang “ajaib”
terjadi. Periuk api itu tiba-tiba meledak amat dahsyat. Kereta kebal
yang berada di dekatnya turut hancur. Ramai tentera Israel meninggal
terus. Sebahagian dari mereka terpaksa diangkut oleh helikopter.
“Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi,
melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situsalraesryoon. com,
ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang
pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya
mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota , dan tidak ada seorang
pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih
dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara
itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari
bebatuan dan pasir.”
Cerita
mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk
rumah tersusun wilayah Tal Islam yang hendak meninggalkan rumah bersama
keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel .
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami
menangis bukan karena khuatir keadaan diri kami atau takut dari musuh.
Kami menangis kerana bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok
lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari
mana mereka datang,” jawabnya
Saksi Tentera Israel
Cerita
tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin
Palestin atau warga Gaza . Beberapa tentera pasukan Israel sendiri
menyatakan hal serupa.
Laman
Al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah
menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran
Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika
saya berada di Gaza , seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya
dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata
anggota pasukan ini.
Di
tempat lain ada tentera Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan
dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, bila
munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih
dari Channel 10, seorang tentera Israel lainnya mengatakan, “Kami
berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih berjanggut panjang. Kami
tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menarik perhatian ramai penonton. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Sudah meletup tetapi ranjau masih utuh
Semasa para mujahidin tersepit, haiwan-haiwan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah
kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah Ai
Maghraqah. Semasa itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat
mengulung kabel, tiba-tiba sebuah pesawat pengintip Israel menjejak
mereka. Bom pun dijatuhkan ke lokasi itu.
Nasib
baik para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu
yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi
untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak
lama kemudian, beberapa kereta tank Israel mendekati lokasi di mana
ranjau-ranjau tersebut ditanam. Bukan sahaja melintasi, kereta-kereta
tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi
itu.
Apakan
daya, kaum Mujahidin tak mampu berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak
mungkin disambung, sementara kereta-kereta tank Israel telah berkumpul
di atas ranjau.
Mereka
merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan
itu. Sebahagian yang lain berdoa, “Allahumma kama lam tumakkinna minhum,
allahumma la tumakkin lahum,” yang bermaksud, “Ya Allah, sebagaimana
Engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah
mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba,
ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat
persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah
tentera israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut,
para mujahidin segera melihat lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata
seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana
datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih
dari wilayah Al Maghraqah. Semasa pasukan Israel menembak peledak ke
salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah
sebelahnya, para Mujahidin rasa khuatir jika api itu semakin tak
terkawal.
Seorang
dari mujahidin itu lalu berdoa,”wahai dzat yang merubah api menjadi
dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan
kekuatan-Mu.”
Maka,
tidak lebih dari tiga minit, api pun padam. Para Mujahidin menangis
terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu Wa Ta’ala (swt) telah
memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Setakat
ini dahulu admin ingin berkongsi keajaiban semasa Perang Gaza, admin
ada lagi menyimpan cerita-cerita ini akan dikongsikan masa depan di isuhangat.
Mungkin ada di kalangan pengunjung isuhangat yang anti benda-benda miracle ni tapi ingatlah di dalam Islam kita wajib beriman dengan benda-benda ghaib ini.
No comments:
Post a Comment